Hidup dengan kondisi diabetes bisa menghadirkan perasaan jenuh dan putus asa pada diri diabetesi. Kalau sudah begini, caregiver perlu turun tangan untuk memberi suntikan semangat kepada pasien.
Untuk memelihara keseimbangan kadar gula darah, penyandang diabetes mesti menjalani rutinitas harian yang cukup ketat. Mulai dari menepati jadwal minum obat, cek darah, berdiet, sampai melakukan olahraga sesuai ketentuan. Menurut Wendy Satin Rapaport, LCSW, PsyD, psikolog klinis dari Diabetes Research Institute, University of Miami Miller School of Medicine, Amerika, untuk bisa melakukan itu semua, diperlukan energi fisik dan mental yang jumlahnya tidak sedikit.
Itu sebabnya, menurut Rapaport, tak mengherankan bila seorang diabetesi sewaktu-waktu mengalami kondisi yang namanya “burnout”, yaitu perpaduan antara kelelahan, stres, jenuh, dan sedih. Kalau sudah terjebak dalam kondisi ini, diabetesi bisa mengabaikan rutinitas harian, yang pada akhirnya bisa membahayakan kesehatannya. Dalam hal ini, peran caregiver amat penting untuk memulihkan semangat dan motivasi dibetesi. Apa yang bisa dilakukan?
1. Tenang, jangan ikut stres
Pasien yang sedang stres dan kelelahan terkadang bisa berubah menjadi amat moody dan pemarah. Kalau sudah begini, caregiver mesti bisa mengontrol emosi pribadi agar tidak ikut terbawa arus. Tetap tenang, hindari sikap reaktif. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah fase yang mesti dilewati.
2. Dengarkan curhatnya
Dalam buku Approaches to Behavior: Changing the Dynamic Between Patients and Professionals in Diabetes Care and Education yang ditulisnya bersama Janis Roszler, MS, RD, LDN, CDE, FAND, Rapaport menjelaskan bahwa langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendengarkan segala curhat dan uneg-uneg pasien. Setelah mengungkapkan hal-hal yang membebani pikirannya, biasanya pasien akan menjadi lebih tenang.
3. Tunjukkan empati
Kala mendengarkan, tempatkan diri kamu dalam posisi pasien. Katakan bahwa kamu bisa merasakan kesedihannya dan kemungkinan akan berpikir hal yang sama bila berada dalam posisinya. Sambil mendengarkan, tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya merasa lebih baik. Hal-hal kecil seperti mengambilkan minuman hangat, memutar film komedi, atau menemani berjalan-jalan seringkali bisa membantu meredakan emosi pasien.
4. Berikan afirmasi
Katakan pada pasien bahwa kamu bisa mengerti apa yang membuatnya melakukan hal-hal tertentu—misalnya, ketika ia menolak minum obat atau ngotot ingin makan camilan manis. Tekankan bahwa ia tetap memegang kendali pada kehidupannya, dan berhak menjalani kegiatan sesuai keinginannya. Hanya saja, ingatkan pula bahwa setiap tindakan itu kelak memiliki konsekuensi pada kesehatannya.
5. Positif mencari solusi
Setelah pasien tenang dan bersedia menerima masukan, ajak ia untuk bersama-sama mencari solusi. Hindari pembicaraan satu arah dan sikap memerintah, karena itu akan membuatnya kembali menarik diri. Jika masalahnya ada pada jenis olahraga, maka kamu bisa bersama-sama mencari alternatif aktivitas fisik yang lebih menyenangkan, seperti latihan menari atau berkebun.
Jika ia bosan berdiet dan ingin makan sesuatu yang lezat, coba berikan SOYJOY sebagai #Soylution atas kondisinya. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli, sehingga kaya nutrisi dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah. Kandungan serat pangan di dalam SOYJOY juga mampu menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak tergoda untuk makan berlebihan.
Dengan menerapkan langkah di atas, diabetesi akan kembali termotivasi untuk memelihara kesehatannya kembali.
Sumber: