Menyandang status pra-diabetes merupakan peringatan keras untuk mulai menjalani pola hidup sehat. Ayo lakukan sesuatu untuk mencegahnya berkembang menjadi diabetes!
Sesuai namanya, yang disebut pra-diabetes adalah suatu kondisi dimana nilai kadar gula darah melebihi batas normal, namun masih belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes. Karenanya, ibarat mendapatkan “kartu kuning”, penyandang status pra-diabetes masih memiliki satu kesempatan lagi untuk melakukan perbaikan dan menghindari ancaman penyakit diabetes.
Sayangnya, tak sedikit penyandang status pra-diabetes yang masih melakukan 5 kesalahan berikut sehingga terpaksa mendapat ganjaran “kartu merah” alias menjadi penyandang diabetes tipe 2:
1. Mengabaikan Diagnosis Pra-diabetes
Meski belum memasuki fase diabetes, diagnosis pradiabetes saja sudah merupakan suatu peringatan keras agar Anda memperbaiki gaya hidup selama ini. Karena itu, jangan pernah sekali pun menyepelekan diagnosis pradiabetes dan mengabaikan masukan dari dokter. Faktanya, antara 10-15% pasien pradiabetes akan “naik kelas” dan memasuki fase diabetes dalam tempo 8- 10 tahun kemudian. Jangan sampai Anda menjadi salah seorang diantaranya!
2. Tidak Menjaga Berat Badan Ideal
Obesitas merupakan salah satu penyebab utama berkembangnya penyakit diabetes. Menurut Dr. Armand Krikorian, spesialis endokrinologi dari University Hospitals Case Medical Center di Ohio, Amerika, semakin tinggi berat badan kita, maka kerja insulin untuk mempertahankan keseimbangan kadar gula darah akan bertambah berat. Karenanya, upaya pencapaian berat badan ideal merupakan tindak pencegahan yang amat perlu dilakukan oleh para pasien pradiabetes.
3. Tidak Berolahraga
Menurut organisasi Centers for Disease Control and Prevention di Amerika, gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba sibuk mengakibatkan semakin sedikitnya jumlah aktivitas fisik—terutama olahraga, yang mereka lakukan. Akibatnya, risiko serangan penyakit berat—termasuk diabetes, juga kian meningkat. Padahal, olahraga mampu membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin sehingga sel-sel tubuh mampu menyerap gula dalam jumlah lebih banyak. Olahraga juga mampu melancarkan peredaran darah menuju ke seluruh tubuh sehingga memperbanyak jumlah gula yang mampu diserap ke dalam sel-sel tubuh.
4. Tidak Mengonsumsi Serat
Serat adalah jenis nutrisi yang banyak gunanya bagi tubuh kita. Selain bermanfaat melancarkan proses pencernaan, serat juga dapat membantu mempertahankan rasa kenyang lebih lama sehingga amat baik untuk mendukung program pencapaian berat badan ideal Anda. Serat juga dapat membantu mengikat sel-sel lemak di dalam darah sehingga menghindari terjadinya penyempitan pembuluh darah. Jika aliran darah lancar, maka distribusi gula menuju sel-sel tubuh pun akan berlangsung dengan lancar pula. Serat juga bisa diperoleh dari sayuran, buah, kacang-kacangan seperti kedelai, atau Anda bisa mengonsumsi cemilan sehat seperti fruit soy bar.
5. Tenggelam Dalam Stres
Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Gothenburg, Swedia, menemukan bahwa orang yang mengalami stres secara terus-menerus memiliki risiko terserang diabetes sebesar 45% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah atau jarang mengalami stres. Pasalnya, ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon stres yang disebut kortisol ke dalam darah. Hormon ini akan mengirimkan banyak gula ke dalam darah dengan maksud menyediakan “bahan bakar” untuk membuat energi, sehingga kadar gula darah pun meningkat. Selain kortisol, beberapa hormon stres lainnya juga dapat menyebabkan resistensi insulin.
Dengan menghindari kelima pantangan di atas, Anda yang berstatus pradiabetes pun dapat terhindar dari ancaman diabetes yang sudah di “ambang pintu”.
Sumber:
http://www.rd.com/slideshows/prediabetes-mistakes-to-avoid/#slideshow=slide7
http://edition.cnn.com/2010/HEALTH/11/23/diabetes.prevention/index.html
http://www.livestrong.com/article/84099-exercise-prevent-diabetes/
http://health.kompas.com/read/2011/12/22/13325682/3.Cara.Stres.Memengaruhi.Diabetes