Seiring bertambah populernya metode diet rendah karbohidrat, beredar pula berbagai mitos tentang karbohidrat yang belum jelas kebenarannya.
Kalau dulu lemak dituding sebagai biang keladi munculnya berbagai penyakit, kini telunjuk orang bergeser perlahan ke arah karbohidrat, sehingga banyak beredar mitos menyesatkan tentang karbohidrat. Agar tidak terperdaya berita hoax, ketahui mana pernyataan yang berdasarkan fakta dan mana yang sekadar mitos belaka. Berikut panduannya.
Mitos 1: Karbohidrat hanya ada dalam makanan “berat” seperti nasi dan roti
Fakta: Karbohidrat juga bisa ditemukan dalam setiap jenis makanan berbasis tumbuhan, termasuk sayur dan buah-buahan. Selain itu, karbohidrat juga bisa didapat dari susu dan aneka produk olahannya. Makanya, menurut pakar nutrisi dari New Jersey, Amerika, sangat tidak mungkin dan tidak disarankan untuk menghilangkan asupan karbohidrat dari menu makan sehari-hari.
Mitos 2: Makan karbohidrat bikin tubuh jadi gemuk
Fakta: Intinya, kegemukan bisa terjadi apabila jumlah asupan kalori lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan. Begitupun karbohidrat, jika karbohidrat dikonsumsi tidak berlebihan maka tidak akan menjadi penyebab terjadinya kegemukan. Sebuah penelitian justru membuktikan bahwa konsumsi karbohidrat kompleks dari bahan whole-grain (biji-bijian utuh) seperti nasi merah, oatmeal, dan pasta whole-grain, ampuh mendukung program penurunan berat badan.
Kamu juga bisa mendapatkan asupan karbohidrat kompleks dari snack sehat seperti SOYJOY. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan sehingga kaya protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh. Selain lezat, kandungan serat di dalam SOYJOY juga bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok dikonsumsi oleh kamu yang ingin mendapatkan berat badan ideal.
Mitos 3: Buah-buahan yang manis itu tidak sehat karena mengandung gula
Fakta: Beth Lutton, RD, LDN, pakar diet dari Pennsylvania, Amerika, menyatakan, banyak terjadi kesalahpahaman yang berawal dari kekeliruan mengartikan susunan piramida makanan. Dalam piramida, makanan bertepung menempati urutan terbawah dan gula menempati urutan teratas. Alhasil, tak sedikit orang yang menghindari buah manis seperti apel, tetapi makan roti putih dalam jumlah banyak. Padahal, karbohidrat sederhana (glukosa) yang terkandung di dalam roti putih bisa meningkatkan kadar gula darah lebih cepat daripada glukosa alami di dalam buah.
Mitos 4: Semua jenis karbohidrat itu buruk bagi kesehatan
Fakta: Karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana memiliki nilai IG tinggi sehingga lebih mudah dicerna dan lebih cepat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Sebaliknya, karbohidrat kompleks memiliki nilai IG rendah, menandakan proses pelepasan glukosa ke dalam darah dilakukan secara perlahan.
Meski demikian, karbohidrat sederhana tidak selalu buruk bagi tubuh kita. Buah dan sayuran yang mengandung glukosa alami misalnya, memiliki nilai gizi total yang baik karena mengandung serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.
Mitos 5: Konsumsi karbohidrat tingkatkan risiko serangan jantung
Fakta: Konsumsi karbohidrat secara berlebihan memang bisa membuat kadar gula darah tidak seimbang. Tapi, menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PloS (Public Library of Science) ONE tahun 2013, orang yang menerapkan diet rendah karbohidrat justru memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan karbohidrat secukupnya. Pasalnya, diet rendah karbohidrat kerap dikompensasikan dengan konsumsi bahan pangan hewani yang banyak mengandung lemak. Sama seperti konsumsi gula berlebihan, konsumsi lemak terlalu banyak juga bisa mengancam kesehatan.
Sumber: