Meski tinggi nilai gizi dan banyak memberikan manfaat bagi kesehatan, masih banyak orang yang ragu mengonsumsi kedelai karena mempercayai mitos-mitos yang menyesatkan berikut ini.
Mitos 1: Kedelai bisa memicu kanker payudara
Faktanya: Mitos ini berawal pada tahun 1998, ketika sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi isoflavon (komponen dalam kedelai yang memiliki senyawa kimia menyerupai hormon estrogen) bisa memicu pertumbuhan tumor pada payudara hewan percobaan. Hanya saja, tak pernah ada bukti langsung bahwa konsumsi kedelai lah yang menyebabkan pertumbuhan tumor tersebut. Selain itu, tubuh manusia juga memproses isoflavon secara berbeda dengan tubuh hewan, sehingga hasil penelitian terdahulu dengan hewan percobaan tidak bisa dinyatakan berlaku pada manusia. Penelitian lain pada manusia yang dilakukan pada tahun 2006 bahkan menyatakan bahwa konsumsi kedelai bisa mengurangi risiko kematian dan kemunculan kanker berulang pada penderita kanker payudara. Karena itu, American Cancer Society dan American Institute for Cancer Research menyatakan bahwa pasien kanker payudara dapat mengkonsumsi kedelai dengan aman.
Mitos 2: Pria sejati pantang makan kedelai
Faktanya: Berhubung kedelai mengandung isoflavon yang bisa berfungsi seperti hormon estrogen di dalam tubuh, banyak orang menuding bahwa konsumsi kedelai bisa menurunkan level hormon testosteron sehingga mengakibatkan gerak-gerik pria menjadi lebih “gemulai”. Padahal, tidak pernah ada bukti klinis yang mendukung pernyataan tersebut. Hasil studi menyatakan bahwa konsumsi kedelai di atas porsi rata-rata pun tidak mengakibatkan perubahan apa pun pada tubuh pria. Malahan, salah satu penelitian membuktikan bahwa konsumsi kedelai bisa membantu mengurangi risiko kanker prostat pada pria.
Mitos 3: Kedelai bukanlah sumber protein yang baik
Faktanya: Penelitian yang dilakukan di Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, Amerika, menyatakan bahwa kedelai memiliki kandungan protein yang komplet. Satu cangkir kedelai matang mengandung sekitar 22 gram protein, yang kira-kira setara dengan seporsi daging steak. Itu sebabnya, kedelai dan aneka produk olahannya merupakan sumber protein yang amat baik sebagai pengganti asupan protein dari daging merah, terutama bagi mereka yang menerapkan pola makan vegetarian. Keunggulan lain dari protein kedelai adalah merupakan protein yang rendah lemak jenuhnya, tidak seperti protein hewani.
Mitos 4: Makan kedelai bisa menurunkan kesuburan
Faktanya: Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2009 menyatakan bahwa konsumsi kedelai oleh wanita yang berada dalam kondisi pra-menopause (memasuki masa menopause) bisa mengakibatkan sedikit penurunan pada kadar dua hormon penting yang terkait dengan kesuburan. Hanya saja, ada banyak hasil penelitian lain yang justru membuktikan bahwa konsumsi kedelai dan jenis kacang-kacangan lainnya amat disarankan apabila kamu hendak memulai program kehamilan. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa masalah kesuburan justru dialami oleh wanita yang terlalu banyak mengonsumsi protein hewani, dan bukannya protein dari tumbuhan seperti yang terkandung dalam kedelai.
Mitos 5: Konsumsi kedelai mengakibatkan pria punya payudara besar
Faktanya: Anggapan ini muncul setelah mencuatnya kasus tentang dua pria yang mengaku mengalami efek muncul payudara setelah menyantap kedelai. Yang pertama adalah pemuda vegan berusia 19 tahun yang biasa makan 12-20 porsi kedelai per hari. Pria lainnya adalah kakek berusia 60 tahun yang setiap hari minum 3 L susu kedelai. Dengan kata lain, konsumsi kedelai keduanya amat sangat melampaui rata-rata konsumsi harian normal. Selain itu, penelitian yang dilakukan di St. Catherine University, Amerika, dan beberapa penelitian lainnya juga menyatakan tak ada bukti bahwa konsumsi kedelai mampu mempengaruhi level hormon pria. Intinya, selama dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya, konsumsi kedelai justru bisa mendatangkan banyak manfaat pada pria maupun wanita.
Dengan fakta-fakta yang disebutkan di atas, tentunya tidak ada lagi keraguan tentang manfaat sehat mengonsumsi kedelai. Yang menyenangkan, kamu bisa mendapatkan #KebaikanKedelai dengan mengonsumsi SOYJOY. Snack sehat yang tinggi serat dan protein ini bisa menjadi #Soylution untuk gaya hidup sehat kamu setiap hari.
Sumber:
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19524224
- https://nccih.nih.gov/health/soy/ataglance.htm?lang=en
- https://academic.oup.com/ajcn/article/89/4/1155/4596781
- https://academic.oup.com/jnci/article/95/12/906/2520284
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2988534/
- https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.106.171052
- https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/dairy-free/articles-lhf/myths-about-soy-busted-to-help-you-make-the-sogoodswitch/articleshow/66262598.cms
- https://www.huffpost.com/entry/soy-myths_n_5571272
- https://www.health24.com/Diet-and-nutrition/Healthy-foods/3-myths-about-soy-that-you-should-stop-believing-right-now-20180226