Di mata sport enthusiast, makanan tinggi protein sering dianggap sebagai pilar utama dalam menunjang performa dan pemulihan otot mereka. Namun, ada berbagai opini yang beredar terkait konsumsi protein, mulai dari manfaatnya hingga potensi efek samping yang akan ditimbulkan dari konsumsi makanan tinggi protein.
Kira-kira apa saja ya opini seputar konsumsi makanan tinggi protein yang paling sering ditanyakan kepada Virtual Health Assistants (VHA)? mari kita bahas beberapa opini tersebut dan lihat apakah itu mitos atau fakta!
Opini 1
Semakin banyak protein yang dikonsumsi, semakin cepat pembentukan otot
Jawaban: Mitos
Konsumsi protein memang penting untuk pertumbuhan dan pemulihan otot, tetapi lebih banyak tidak selalu lebih baik. Tubuh hanya bisa menyerap sekitar 20-30 gram protein per makan, dan kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya akan diubah menjadi lemak atau dibuang oleh tubuh. Mengonsumsi protein secara berlebihan tidak akan mempercepat pembentukan otot1. Ada baiknya apabila konsumsi protein didistribusikan merata pada seluruh waktu makan, seperti pada saat makan utama dan snack.
Opini 2
Makanan tinggi protein bisa menggantikan semua jenis zat gizi
Jawaban: Mitos
Protein memang penting, tetapi tidak dapat menggantikan semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Tubuh juga memerlukan karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral untuk menjalankan fungsi-fungsi penting lainnya, seperti menjaga energi, sistem imun, dan kesehatan jantung. Terlalu fokus pada protein bisa menyebabkan kekurangan zat gizi lain yang sama pentingnya. Panduan lebih mudahnya kamu bisa menerapkan “Isi Piringku” yang sesuai dengan pola makan gizi seimbang dalam setiap makan utama ya2!
Opini 3
Protein shake adalah satu-satunya pilihan terbaik setelah latihan
Jawaban: Mitos
Protein shake memang salah satu produk yang praktis sehingga menjadi pilihan populer setelah berolahraga, tetapi itu bukan satu-satunya pilihan. Makanan utuh seperti telur, ayam, atau ikan juga bisa memberikan protein berkualitas dan zat gizi lainnya yang dapat membantu menunjang performa olahragamu loh!
Kamu juga bisa memilih snack bar tinggi protein seperti SOYJOY Open Sesame yang praktis untuk dikonsumsi sebelum dan setelah latihan. Hal ini tidak terlepas karena SOYJOY terbuat dari kebaikan kedelai utuh, sehingga mengandung serat dan protein yang tinggi. Jadi, pastikan protein yang kamu konsumsi sudah cukup bervariasi ya.
Opini 4
Makanan tinggi protein bisa menyebabkan sembelit
Jawaban: Fakta, dengan pengecualian
Memanglah benar, konsumsi makanan tinggi protein akan menyebabkan sembelit apabila tidak diimbangi dengan asupan serat yang cukup. Protein dari sumber hewani, seperti daging dan telur, umumnya cenderung memiliki kandungan serat yang rendah atau bahkan tidak sama sekali3. Jika tidak mengonsumsi cukup sumber serat, seperti buah, sayuran, atau biji-bijian, maka risiko sembelit bisa meningkat.
Opini 5
Protein hanya diperlukan untuk pembentukan otot
Jawaban: Mitos
Meski dikenal penting untuk pembentukan otot, ternyata protein juga memiliki peran penting dalam banyak fungsi tubuh lainnya, loh! Misalnya seperti memperbaiki jaringan tubuh, mendukung sistem kekebalan tubuh, serta membantu produksi hormon dan enzim4. Jadi, protein diperlukan untuk kesehatan secara menyeluruh, bukan hanya untuk pembentukan otot, hal inilah yang mendasari mengapa konsumsi protein harus dijaga oleh semua orang, bukan hanya sport enthusiast.
Melihat banyaknya mitos seputar konsumsi makanan tinggi protein, penting bagi sport enthusiast untuk memahami fakta yang benar. Apabila kita memilih sumber yang tepat, seperti jurnal ilmiah, artikel ilmiah, atau sumber terpercaya lain, kita bisa mendapatkan informasi yang akurat dan ilmiah mengenai peran protein dalam diet kita. Tidak jarang bantuan Virtual Health Assistants (VHA) dapat menuntun kita kepada sumber ilmiah terpecaya tersebut.
Pada intinya, selalu perhatikan keseimbangan antara protein, serat, dan zat gizi lainnya untuk menjaga kesehatan optimal dan performa olahraga yang maksimal ya!
Referensi:
- Schoenfeld, B. J., & Aragon, A. A. (2018). How much protein can the body use in a single meal for muscle-building? Implications for daily protein distribution. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 15, 10. https://doi.org/10.1186/s12970-018-0215-1
- Kemenkes, R. I. (2014). Permenkes No. 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan RI, 97.
- Kemenkes, R.I. (2018). Tabel komposisi pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
- I. Baum, J., Børsheim, E., R. Allman, B., & Walker, S. (2020). Health Benefits of Dietary Protein throughout the Life Cycle. IntechOpen. doi: 10.5772/intechopen.91404
Author : Dian Rahma – Scientific & Regulatory Affairs
Editor : Deny Nurkhaedi Ramadhani – Digital Marketing SOYJOY