Penyakit diabetes adalah satu dari sekian penyakit yang memicu angka kematian yang lebih tinggi daripada penyakit berbahaya lainnya seperti kanker payudara dan AIDS.

Di Indonesia, penderita diabetes yang meninggal pada umur 30-69 tahun mencapai 48.300 orang dengan jumlah penderita perempuan lebih besar dibandingkan pria.

Penyakit diabetes bisa menyebabkan pengaruh yang sangat besar pada tubuh, yakni munculnya berbagai jenis penyakit lain sebagai komplikasi pada penderitanya.

Karena itulah, diabetes menjadi penyakit yang wajib diwaspadai baik bagi mereka yang sudah terkena diabetes maupun yang tidak.

Melihat efek buruk yang ditimbulkan penyakit diabetes, banyak orang kerap termakan mitos atau informasi yang belum teruji kebenarannya.

Agar anda tak menjadi bingung atas informasi yang beredar tentang diabetes, ada mitos dan fakta tentang diabetes yang sebaiknya anda perhatikan. Misalnya soal nasi putih.

Banyak yang beranggapan, nasi putih berpotensi menimbulkan penyakit diabetes dibandingkan makanan atau minuman lain yang manis-manis.

Benarkah pernyataan tersebut? Mitos atau faktakah bila nasi putih mampu memicu resiko penyakit diabetes?

Menurut penelitian Health Promotion Board Singapura, memang benar bahwa konsumsi nasi berlebihan lebih berpotensi menyebabkan diabetes daripada minuman bersoda yang manis.

Hal ini dikarenakan nasi putih mengandung zat pati dan bisa membebani tubuh dengan gula darah sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.

Direktur Pelaksana Health Promotion Board (HPB), Zee Yoong Kang menyatakan, ada kebiasaan dan pola makan masyarakat asia yang meningkatkan resiko diabetes.

“Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi orang Asia adalah refined carbohydrates, seperti nasi, mie, atau pasta, yang kadar gulanya lebih tinggi, “ungkap Direktur pelaksana HPB, Zee Yoong Kang.

Refined carbohydrates adalah karbohidrat yang memiliki struktur glukosa tunggal (sederhana), dan telah mengalami proses pengolahan makanan berulangkali atau proses pabrik.

Karena serat-serat pada beras banyak yang hilang saat diolah, maka nasi putih, ketan, pati, tepung, dan makanan mengandung tepung dan gula termasuk dalam makanan refined carbohydrates.

Dr Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, pendiri klinik lightHOUSE dan pakar Fisiologi mengungkapkan, nasi putih saat mulai dikunyah memicu adanya gula di dalam darah. Naiknya sangat cepat, biasa dihitung dengan angka  atau  indeks glikemik (IG).

“Makin tinggi angkanya, makin cepat gula darah naik tetapi makin cepat kadar gula tersebut turun lagi sehingga menyebabkan mudah lapar, “ tambahnya.

Namun, anggapan sebagian besar orang yang menyatakan tidak boleh memakan nasi bagi penderita diabetes adalah mitos.

Linda Murphy, RN, dari Rumah Sakit Rehabilitasi HealthSouth di New Jersey, Amerika Serikat menyatakan, penderita diabetes masih bisa makan karbohidrat seperti nasi, hanya saja membutuhkan perhitungan yang tepat saat mengkonsumsinya.

“Banyak orang yang berpikir jika mereka menderita diabetes tidak akan bisa lagi untuk mengonsumsi makanan berkarbohidrat. Namun dengan jumlah yang terbatas mereka yang terkena diabetes bisa tetap makan makanan berkarbohidrat,” kata Linda Murphy, RN, dari Rumah Sakit Rehabilitasi HealthSouth di New Jersey, Amerika Serikat.

Mengurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan harus dilakukan, baik bagi penyandang diabetes maupun yang bukan penyandang diabetes, meskipun memang terasa sulit bagi kultur dan pola makan yang telah mengakar di Indonesia.

Lantas, apa yang mesti dilakukan agar tubuh bisa tetap merasa kenyang meski harus mengurangi porsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan tanpa harus bersusah-susah, di antaranya melakukan diet CUT CARBO.

Sebagaimana namanya, diet CUT CARBO dilakukan dengan cara mengurangi asupan karbohidrat berlebih pada menu makan besar.

Misalnya mengurangi porsi nasi, roti, atau mie yang biasa dimakan dan menambah asupan protein, sayuran dan buah-buahan yang lebih banyak.

Selain makanan berat, kebiasaan ngemil yang kurang sehat juga harus diubah.

Konsumsilah camilan tinggi serat dan protein yang bisa mengontrol rasa lapar, seperti cemilan yang terbuat dari kacang kedelai.

Camilan yang terbuat dari kacang kedelai diantaranya adalah SOYJOY. SOYJOY tinggi serat dan protein, bisa dikonsumsi dua jam sebelum makan besar, supaya tidak kelaparan dalam mengurangi porsi karbohidrat saat makan besar tersebut.

Melalui Diet CUT CARBO, anda tidak perlu benar-benar menghilangkan nasi dari menu makanan anda.

Cukup dengan mengurangi porsi makan nasi dan berolahraga yang teratur, kesehatan anda bisa terjaga serta menghindarkan anda dari bahaya diabetes tanpa harus merasa tersiksa.

bandarqq http://origin-widgets-assets.stats.com/index.html http://planet.opennews.org/ https://farisfanani.id/wp-includes/bandarqq/ https://farisfanani.id/wp-includes/dominoqq/ https://ojs.stie-tdn.ac.id/pages/depo-25-bonus-25/ https://www.soyjoy.id/uploads/bandarqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/dominoqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/pkv-games/ http://files.follettcommunity.com/index.html bandarqq dominoqq https://www.bapelkesmataram.id/wp-content/depo25k/ https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/public/?sms=paito+hk https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/public/?sms=rejekibet+togel https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/public/?sms=77+rabbit