Metode food combining awalnya diperkenalkan oleh Dr. William Howard Hay, seorang dokter dan ilmuwan asal Amerika. Yang dinamakan food combining sebenarnya adalah sebuah konsep tentang pola makan berdasarkan pengelompokan makanan. Konsep ini mengacu pada fakta bahwa setiap kelompok makanan memiliki waktu cerna dan serap yang berbeda-beda. Karenanya, menggabungkan konsumsi jenis-jenis makanan yang berada dalam satu kelompok akan dapat mengoptimalkan penyerapan nutrisi dan mencegah masalah pencernaan.
Oleh Hay, makanan dibagi atas dua kelompok berdasarkan jenis enzim dan suasana lambung yang dibutuhkan untuk mencernanya. Ada kelompok yang membutuhkan suasana asam dan ada pula yang membutuhkan suasana basa. Segala jenis protein (telur, daging, kacang-kacangan, dll) termasuk golongan asam dan segala jenis karbohidrat (nasi, roti, mie, tepung, pasta, dll) termasuk golongan basa. Konsumsi makanan dari kelompok yang berbeda ini tidak boleh dilakukan secara bersamaan. Logikanya, jika dikonsumsi bersamaan, maka sifat asam dan basa akan bertemu sehingga saling menetralisir satu sama lain. Akibatnya, kerja pencernaan menjadi terganggu sehingga penyerapan nutrisi tidak optimal dan justru berisiko menimbulkan gangguan seperti perut kembung, sakit maag, dan sebagainya.
Selain pembagian jenis makanan menjadi asam dan basa, ada satu lagi pengelompokan makanan yang dilakukan oleh Hay, yaitu jenis makanan yang mengandung gula (sayuran dan buah-buahan). Jenis makanan yang mengandung gula ini harus dikonsumsi secara terpisah dan didahulukan sebelum menyantap jenis makanan asam maupun basa. Menurut Hay, jenis makanan yang mengandung gula harus selalu dikonsumsi 20-30 menit sebelum makanan lain. Jadi, buah dan sayuran sebaiknya justru dikonsumsi sebelum Anda mulai makan “berat”, untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi di dalamnya.
Sudah siap menerapkan metode food combining dalam pola makan sehari-hari? Jangan lupa, imbangi juga pola makan sehat Anda dengan berolahraga sesuai kebutuhan.
Selamat mencoba! 🙂