Lebaran adalah saat kemenangan, di mana umat manusia kembali fitrah. Tak heran jika orang-orang merayakannya dengan meriah dan penuh suka-cita. Selain itu, ada juga yang menganggap kalau Lebaran merupakan kebebasan untuk kembali menikmati semua makanan yang ada. Di hari Lebaran dan di hari-hari setelahnya, Anda memang bebas untuk makan dan minum dan sepuasnya. Namun, jika mengingat risiko terhadap alergi makanan, masihkah Anda merasa bebas?

Alergi terjadi ketika tubuh salah mengartikan zat yang masuk sebagai zat yang berbahaya, sehingga memicu reaksi yang berlebihan dari tubuh terhadap zat tersebut. Reaksi alergi juga biasa timbul ketika tubuh menerima jenis makanan tertentu. Secara lebih detail, alergi makanan berhubungan dengan reaksi sistem kekebalan yang terjadi setelah mengonsumsi suatu jenis makanan.

Alergi makanan diperkirakan dialami oleh 6 sampai 8 persen anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan sekitar 3 sampai 4 persen orang dewasa.

Kadang, alergi makanan disalahartikan dengan kondisi intoleransi terhadap makanan. Hal ini dikarenakan gejalanya yang mirip. Hanya saja, alergi makanan memiliki risiko yang lebih berat karena melibatkan sistem kekebalan tubuh.

Jenis gejala dari alergi makanan dapat dibagi menjadi dua, yaitu gejala alergi makanan ringan dan gejala alergi makanan berat.

Gejala Alergi Makanan Ringan

Gejala alergi makanan ringan ditandai dengan kesemutan atau gatal di mulut, gatal-gatal, pembengkakan di permukaan tubuh, sesak nafas, nyeri perut, diare, mual, muntah, sakit kepala, atau pingsan.

Gejala Alergi Makanan Berat

Sedangkan, gejala alergi makanan berat ditandai dengan penyempitan saluran pernafasan, pembengkakan tenggorokan yang menyebabkan kesulitan bernafas, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, sakit kepala, atau bahkan, kehilangan kesadaran. Reaksi alergi yang parah seperti itu disebut dengan anafilaksis, dan dapat mengancam jiwa.

Cara paling mudah untuk menghindari risiko alergi makanan adalah dengan mengetahui terlebih dahulu jenis makanan apa yang dapat memicu reaksi alergen dalam diri Anda. Setelah Anda mengetahui jenis makanan yang memang tidak sesuai dengan sistem kekebalan tubuh Anda, sebaiknya Anda menghindari jenis makanan tersebut.

Adanya risiko alergi makanan dalam diri Anda juga bisa dideteksi melalui hal-hal lain:

1. Riwayat keluarga

Jika ada banyak anggota keluarga Anda yang alergi terhadap suatu jenis makanan, ada kemungkinan Anda juga mengalami alergi terhadap jenis makanan tersebut.

2. Alergi masa kanak-kanak

Gangguan alergi tersebut bisa saja muncul kembali ketika Anda dewasa. Ketiga, kenali alergi yang Anda alami saat ini. Suatu alergi bisa saja berkolerasi dengan alergi makanan lain.

3. Asma

Biasanya, asma dan alergi makanan terjadi bersama-sama. Ketika gejala asma atau alergi makanan terjadi, akibatnya bisa bertambah menjadi lebih parah.

Makanan pasca Lebaran memang biasanya berlimpah dan menggugah selera. Tetapi, tahan diri Anda ketika Anda memang mengidap alergi makanan tertentu. Tetap utamakan kesehatan di atas hidangan yang tersedia.

bandarqq http://origin-widgets-assets.stats.com/index.html http://planet.opennews.org/ https://farisfanani.id/wp-includes/bandarqq/ https://farisfanani.id/wp-includes/dominoqq/ https://ojs.stie-tdn.ac.id/pages/depo-25-bonus-25/ https://www.soyjoy.id/uploads/bandarqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/dominoqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/pkv-games/ http://files.follettcommunity.com/index.html bandarqq dominoqq https://www.bapelkesmataram.id/wp-content/depo25k/ https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/public/?sms=paito+hk https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/public/?sms=rejekibet+togel https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/public/?sms=77+rabbit