Kondisi pradiabetes seringkali muncul tanpa disadari. Hati-hati, karena pradiabetes bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2 bila tak segera diatasi.

 

Sesuai namanya, yang disebut kondisi pradiabetes adalah “pintu gerbang” atau kondisi awal menjelang diabetes—tepatnya diabetes tipe 2.  Seseorang dikatakan mengalami pradiabetes apabila pengukuran kadar gula darah puasanya sudah melampaui batas normal, yaitu antara 100 hingga 125 mg/dL. Kondisi pradiabetes dikatakan sudah berkembang menjadi diabetes apabila kadar gula darah puasa sudah berada di atas 126 mg/dL.

 

Warna Kulit Menggelap

Yang seringkali menjadi masalah, kondisi pradiabetes biasanya muncul tanpa disadari dan penderitanya baru tersentak kaget ketika sudah mendapat diagnosis diabetes tipe 2. Pakar kesehatan menyatakan bahwa kondisi pradiabetes seringkali muncul tanpa gejala dan hanya bisa dipastikan melalui tes kadar gula darah.

 

Untungnya, meski lebih sering muncul tiba-tiba, ada satu penanda fisik yang terkadang ditemukan pada orang yang mengalami kondisi pradiabetes. Tanda itu adalah perubahan warna kulit pada daerah leher, ketiak, siku, lutut, dan buku-buku jari. Gangguan pigmentasi kulit ini dipicu oleh meningkatnya kadar insulin di dalam darah yang mengakibatkan sel-sel kulit bereproduksi secara lebih cepat, dengan kadar melamin lebih banyak sehingga menghasilkan warna kulit yang lebih gelap.

 

Bila kondisi pradiabetes sudah berkembang menjadi diabetes tipe 2, maka akan muncul gejala lanjutan yang lebih mudah diamati. Gejala tersebut antara lain adalah lebih sering buang air kecil, mulut terasa kering dan haus berlebihan, tubuh terasa lelah berkepanjangan, pandangan mata buram, dan berat badan terus merosot tanpa penyebab yang jelas.

 

Ini Faktor Risikonya!

Berhubung gejalanya sulit diamati, pradiabetes lebih mudah diantisipasi dengan cara mendeteksi sejumlah faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut. Beberapa faktor risiko tersebut adalah:

1. Berat badan berlebih

Semakin banyak jaringan lemak di dalam tubuh—terutama yang berlokasi di perut, maka sel-sel tubuh akan semakin berisiko mengalami resistensi insulin.

2. Pola makan tidak sehat

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang diproses (makanan kaleng, fast food), makanan tinggi karbohidrat dan lemak, minuman manis serta jarang mengonsumsi sayur dan buah-buahan akan meningkatkan risiko pradiabetes.

3. Aktivitas fisik

Gaya hidup sedentary (jarang bergerak) adalah biang keladi munculnya kondisi obesitas yang kemudian meningkatkan risiko pradiabetes.

4. Riwayat keluarga

Kemungkinan terjadinya pradiabetes dan diabetes akan meningkat apabila orangtua atau nenek kakek ada yang menderita diabetes.

Umur

Faktor risiko pradiabetes dan diabetes meningkat pada mereka yang berusia di atas 45 tahun. Tapi, kamu yang masih berusia kepala dua mesti tetap waspada, karena belakangan ini terjadi peningkatan penyandang diabetes yang berusia di bawah 40 tahun.

 

Setelah mengetahui gejala dan faktor risikonya, kamu bisa melakukan sesuatu untuk mencegah ataupun mengatasi kondisi pradiabetes. Yaitu adalah dengan cara memperbaiki pola makan, meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga secara teratur, serta mengelola stres dengan baik. Semakin dini langkah pencegahan dilakukan, semakin tinggi pula harapan kamu untuk menghindari kondisi pradiabetes dan diabetes!

 

Sumber:

bandarqq http://origin-widgets-assets.stats.com/index.html http://planet.opennews.org/ https://farisfanani.id/wp-includes/bandarqq/ https://farisfanani.id/wp-includes/dominoqq/ https://ojs.stie-tdn.ac.id/pages/depo-25-bonus-25/ https://www.soyjoy.id/uploads/bandarqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/dominoqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/pkv-games/ http://files.follettcommunity.com/index.html bandarqq dominoqq