Beberapa waktu lalu, sempat viral pola makan yang dilakukan oleh seorang Tiktokers, Tiffany Magee, yang mengaku berhasil menurunkan berat badan hingga 30 kilogram lebih. Tren pola makan ini dia beri nama Tiffany’s Plate. Pola makan Tiffany’s Plate terdiri dari sosis, berbagai sayur-sayuran seperti seledri, brokoli, wortel, okra, lobak, kubis brussel, dan buah-buahan seperti buah naga dan persik, yang diberikan sedikit keju cottage dan mustard sebagai cocolan.
Sumber: Tiktok @tiffanyymagee
Nah kira-kira apa ya yang bikin diet ini bisa menurunkan berat badan lebih dari 30 kg? Yuk kita bedah alasannya!
1. Rendah kalori
Kalori yang terkandung pada bahan-bahan makanan di Tiffany’s Plate tergolong rendah, hanya berkisar 21 hingga 78 kkal per 100 gramnya1,2. Wajar saja apabila pola makan seperti ini dapat menurunkan berat badan yang cukup banyak jika dilakukan dalam waktu lama. Namun ternyata ada dampak yang akan timbul apabila pola makan terlalu rendah kalori diterapkan dalam waktu lama. Seperti yang terjadi pada penelitian yang menerapkan defisit kalori sebesar 15-20%, ternyata menyebabkan pengurangan pengeluaran energi 5-10% loh3! Sehingga pola makan defisit kalori sebaiknya dilakukan dengan pendampingan yang tepat agar tidak menimbulkan pelambatan metabolisme. Selain itu, pola makan terlalu rendah kalori kurang bisa dijadikan sebagai gaya hidup yang sehat untuk jangka panjang karena umumnya terasa ‘menyiksa’ dan lebih rentan menimbulkan efek Yoyo (berat badan naik kembali) di masa yang akan datang.
2. Kaya akan serat
Bahan makanan yang dipilih pada pola makan ini cenderung tinggi serat karena berasal dari beberapa sayur dan buah. Serat terbukti dapat mempertahankan rasa kenyang lebih lama karena dapat ‘mengisi’ lambung dan dicerna lebih lama4. Sehingga makanan tinggi serat dapat membantu kamu untuk menurunkan atau menjaga berat badan. Selain berasal dari sayur dan buah, pilihan bahan makanan tinggi serat yang bisa kamu konsumsi adalah kacang-kacangan, yang salah satunya seperti kedelai.
3. Tinggi protein
Pada sebuah penelitian, orang-orang yang menjalankan pola makan berprotein tinggi seperti keju cottage selama 1 tahun, mengalami penurunan berat badan dengan rata-rata sebesar 2,8 kg pada wanita dan 1,4 kg pada pria5. Selain itu, pola makan tinggi protein juga terbukti dapat meningkatkan hormon rasa kenyang sehingga bantu kamu untuk tidak kalap makan6. Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan Tiffany’s Plate ini, seperti tingginya kadar natrium yang terkandung pada keju cottage dan sosis. Natrium yang terkandung dalam keju cottage (406 mg/100 g) dan sosis (765 mg/100 g) tergolong tinggi. Asupan natrium yang tinggi akan memicu peningkatan tekanan darah dan meningkatkan resiko penyakit jantung7. Sehingga sebaiknya tidak terlalu banyak dan sering mengonsumsi kedua bahan tersebut.
Sebagai penggantinya kamu bisa memilih sumber tinggi protein lain yang lebih rendah kadar natriumnya, misalnya seperti ayam, ikan, atau plant based protein seperti kedelai. Cara praktis untuk bantu penuhi protein harianmu adalah dengan konsumsi SOYJOY. Snack bar yang terbuat dari kedelai utuh tinggi protein dan serat, bisa #BantuJagaBeratBadanmu karena udah gak khawatir lagi bakalan kalap makan.
Setelah menyimak segala penjelasan mengenai pola makan Tiffany’s Plate, semoga kamu bisa lebih bijak dalam memilih pola makan yang baik dan bisa kamu terapkan dalam jangka panjang yaa! Karena sejatinya pola makan yang baik dan sehat adalah pola makan yang bisa kamu terapkan seumur hidup. Tenang, dalam perjalanan itu, SOYJOY akan selalu setia menemani kamu kok, karena kebaikan kedelai dari SOYJOY bisa #BantuJagaBeratBadan mu. Jangan lupa? Makan SOYJOY!
Referensi:
- Kementrian Kesehatan, RI. (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
- Food Data Central. 2019. Food Data Central. fdc.nal.usda.gov. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/175156/nutrients
- Most, J., & Redman, L. M. (2020). Impact of calorie restriction on energy metabolism in humans. Experimental gerontology, 133, 110875. https://doi.org/10.1016/j.exger.2020.110875
- Borkoles, E., Krastins, D., van der Pols, J. C., Sims, P., & Polman, R. (2022). Short-Term Effect of Additional Daily Dietary Fibre Intake on Appetite, Satiety, Gastrointestinal Comfort, Acceptability, and Feasibility. Nutrients, 14(19), 4214. https://doi.org/10.3390/nu14194214
- Ostrowska, L., Stefańska, E., Jastrzebska, M., Adamska, E., Wujek, A., & Waszczeniuk, M. (2012). Ocena wpływu zmiany nawyków zywieniowych na wybrane parametry metaboliczne u osób otyłych redukujacych mase ciała [Effects of dietary habits modifications on selected metabolic parameters during weight loss in obese persons]. Roczniki Panstwowego Zakladu Higieny, 63(1), 83–90.
- van der Klaauw, A. A., Keogh, J. M., Henning, E., Trowse, V. M., Dhillo, W. S., Ghatei, M. A., & Farooqi, I. S. (2013). High protein intake stimulates postprandial GLP1 and PYY release. Obesity, 21(8), 1602-1607.
- Rust, P., & Ekmekcioglu, C. (2017). Impact of Salt Intake on the Pathogenesis and Treatment of Hypertension. Advances in experimental medicine and biology, 956, 61–84. https://doi.org/10.1007/5584_2016_147