Diabetesi tentu sudah tidak asing dengan prinsip pengaturan makan yang harus diikuti untuk menjaga agar gula darah tetap normal, yaitu Prinsip 3J (Tepat Jumlah, Tepat Jadwal, dan Tepat Jenis). Nah, selama menjaga dan mengikuti pola makan tersebut, banyak sekali informasi-informasi yang terkadang simpang siur, terutama tentang pengaturan makanan camilan atau snacking pada diabetesi.

Hal ini membuat banyak diabetesi menjadi takut untuk snacking karena banyaknya mitos-mitos yang terdengar tersebut. Tentunya hal ini dapat membahayakan karena para diabetesi juga harus memenuhi kebutuhan gizi nya dengan baik. Yuk kita kupas tuntas informasi-informasi tentang snacking bagi diabetesi di bawah ini termasuk mitos atau fakta!

1. Diabetesi tidak boleh snacking

Snacking yang tepat bagi penderita Diabetes Melitus memiliki berbagai manfaat penting, seperti menghindari makan berlebihan pada waktu makan utama, menekan “keinginan untuk ngemil” secara psikologis, menjaga kadar gula darah tetap normal, sekaligus memenuhi kebutuhan zat gizi harian1,2 . Diabetesi disarankan untuk snacking sebanyak 2-3 kali dalam sehari, dengan pembagian waktu satu kali diantara makan pagi dan siang, satu kali diantara makan siang dan malam, serta sekitar 1-2 jam sebelum tidur apabila diperlukan untuk menghindari hipoglikemia pada pagi harinya3 . Wah jadi ternyata ini mitos ya!

2. Buah merupakan snack tinggi gula yang harus dihindari

Buah memang mengandung salah satu jenis gula sederhana yaitu fruktosa3 . Namun fruktosa dalam buah tidak dicerna dengan cara yang sama dengan gula pasir. Buah tidak memiliki dampak negatif yang signifikan dalam kenaikan kadar gula darah. Melainkan hal yang lebih penting adalah dimana buah mengandung serat dan antioksidan yang dapat membantu mencegah komplikasi Diabetes Melitus4 . Disarankan untuk mengonsumsi buah-buah yang memiliki indeks glikemik rendah, seperti apel, jeruk, papaya, pir, nanas, dan anggur. Tidak ada lagi alasan untuk menghindari buah ya

3. Konsumsi snack tinggi serat baik untuk jaga gula darah

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Association of European Diabetes Study, Canadian Diabetes Association, dan Australian Dietitians Association, merekomendasikan konsumsi snack yang tinggi serat dan rendah indeks glikemik untuk menjaga kadar gula darah dan mengontrol berat badan1,5 . Hal ini disebabkan karena konsumsi serat yang cukup dapat meningkatkan kekentalan isi lambung sehingga menunda laju pengosongan lambung. Pengentalan ini akan memperlambat penyerapan gula ke dalam usus dan meningkatkan fungsi insulin6 . Yap, benar, hal ini adalah fakta! Kamu bisa mengonsumsi SOYJOY untuk mendapatkan manfaat snack yang tinggi serat dan rendah indeks glikemik. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh sehingga bisa bantu #JagaGulaDarah kamu loh.

4. Diabetesi tidak boleh konsumsi snack yang mengandung gula tambahan

Diabetesi yang memiliki gula darah terkontrol, masih diperbolehkan untuk mengonsumsi gula tambahan namun dalam jumlah yang terbatas. Konsumsi gula dalam sehari tidak boleh lebih dari 5% dari kebutuhan kalori harian3 . Misalnya kebutuhan kalorimu adalah 2.100 kkal, maka konsumsi gula maksimal dalam sehari adalah 26 gram atau setara dengan 2 sendok makan. Kesimpulannya, konsumsi gula masih diperbolehkan dalam jumlah yang terbatas.

5. Snack tinggi protein membuat kenyang lebih lama

Pada penderita Diabetes, protein dapat memberikan efek kenyang lebih tinggi dan lebih lama7 . Protein juga memiliki efek yang minimal pada kenaikan kadar gula darah apabila dikonsumsi pada jumlah yang sesuai8 . Selain itu, protein juga dapat membantu pengeluaran hormon insulin pada Diabetesi9,10 . Maka dari itu, pastikan kebutuhan proteinmu terpenuhi dengan konsumsi snack tinggi protein seperti SOYJOY. Kebaikan kedelainya bisa bantu kamu untuk #KenyangLebihLama. Setelah kita kupas tuntas mitos fakta seputar snacking pada Diabetesi, semoga kedepannya nggak ada kata ragu lagi yah buat tetap mengonsumsi snack yang tinggi protein, tinggi serat, dan rendah indeks glikemik, seperti SOYJOY. Sekarang ada 2 varian baru dari SOYJOY, yaitu varian rasa Lekker and Nuts serta Tropical Cranberries loh! Kamu udah cobain yang mana?

Referensi:

1. Angelos, K. S., & ÖZTAĞ, M. (2020). Optimized snacking is positively associated with socioeconomic status and better Type 2 Diabetes Mellitus management in Turkish patients. Gazzetta Medica Italiana-Archivio per le Scienze Mediche, 179(7-8), 459-67.

2. Imai, S., Kajiyama, S., Hashimoto, Y., Nitta, A., Miyawaki, T., Matsumoto, S., … & Fukui, M. (2018). Consuming snacks mid-afternoon compared with just after lunch improves mean amplitude of glycaemic excursions in patients with type 2 diabetes: A randomized crossover clinical trial. Diabetes & Metabolism, 44(6), 482-487.

3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. PB PERKENI. p18-22.

4. Du, H., Li, L., Bennett, D., Guo, Y., Turnbull, I., Yang, L., Bragg, F., Bian, Z., Chen, Y., Chen, J., Millwood, I. Y., Sansome, S., Ma, L., Huang, Y., Zhang, N., Zheng, X., Sun, Q., Key, T. J., Collins, R., Peto, R., … China Kadoorie Biobank study (2017). Fresh fruit consumption in relation to incident diabetes and diabetic vascular complications: A 7-y prospective study of 0.5 million Chinese adults. PLoS medicine, 14(4), e1002279. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002279

5. Deed, G., Ackermann, E., Newman, R., Audehm, R., Arthur, I., Barlow, J., … & Sharma, A. (2014). General practice management of type 2 diabetes: 2014-15. Kim, H. K., Nanba, T., Ozaki, M., Chijiki, H., Takahashi, M., Fukazawa, M., Okubo, J., & Shibata, S. (2020). Effect of the Intake of a Snack Containing Dietary Fiber on Postprandial Glucose Levels. Foods (Basel, Switzerland), 9(10), 1500. https://doi.org/10.3390/foods9101500

6. Kim, H. K., Nanba, T., Ozaki, M., Chijiki, H., Takahashi, M., Fukazawa, M., Okubo, J., & Shibata, S. (2020). Effect of the Intake of a Snack Containing Dietary Fiber on Postprandial Glucose Levels. Foods (Basel, Switzerland), 9(10), 1500. https://doi.org/10.3390/foods9101500

7. Westerterp-Plantenga, M. S., Lemmens, S. G., & Westerterp, K. R. (2012). Dietary protein–its role in satiety, energetics, weight loss and health. British journal of nutrition, 108(S2), S105-S112.

8. Krzymien, J., & Ladyzynski, P. (2019). Insulin in type 1 and type 2 diabetes— should the dose of insulin before a meal be based on glycemia or meal content?. Nutrients, 11(3), 607.

9. Campbell, A. P., & Rains, T. M. (2015). Dietary protein is important in the practical management of prediabetes and type 2 diabetes. The Journal of nutrition, 145(1), 164S-169S.

10.Evert, A. B., Dennison, M., Gardner, C. D., Garvey, W. T., Lau, K. H. K., MacLeod, J., … & Yancy Jr, W. S. (2019). Nutrition therapy for adults with diabetes or prediabetes: a consensus report. Diabetes care, 42(5), 731.

bandarqq http://origin-widgets-assets.stats.com/index.html http://planet.opennews.org/ https://farisfanani.id/wp-includes/bandarqq/ https://farisfanani.id/wp-includes/dominoqq/ https://ojs.stie-tdn.ac.id/pages/depo-25-bonus-25/ https://www.soyjoy.id/uploads/bandarqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/dominoqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/pkv-games/ http://files.follettcommunity.com/index.html bandarqq dominoqq https://www.bapelkesmataram.id/wp-content/depo25k/