Sering kali kita merasakan kantuk yang timbul setelah makan, utamanya setelah makan siang. Fenomena ini dikenal sebagai “food coma” atau postprandial somnolence. Biasanya food coma ditandai dengan rasa ngantuk, lemas, dan penurunan konsentrasi1. Food coma bukan merupakan masalah kesehatan yang serius, namun diperlukan manajemen pola makan yang baik supaya hal ini tidak mengganggu produktivitas kita. Yuk kenalan lebih dalam tentang fenomena ini!

Penyebab food coma

Food coma dapat terjadi karena adanya interaksi dari beberapa faktor, seperti:

1. Konsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat

Setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat, tubuh akan melepaskan hormon seperti cholecystokinin (CCK). Hormon ini memperlambat pergerakan makanan dalam saluran pencernaan, sehingga berefek pada perasaan lesu dan lelah2.

2. Makanan porsi besar

Semakin besar porsi makan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencerna makanan tersebut. Lonjakan gula darah juga akan terjadi, sehingga akan menyebabkan penurunan tingkat energi yang signifikan setelahnya3,4.

3. Melewatkan sarapan

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang tidak sarapan, mengalami perubahan aliran darah ke otak setelah makan siang yang berdampak pada peningkatkan kelelahan5.

Pencegahan food coma

Perlu adanya manajemen untuk mencegah fenomena food coma ini, baik dari sisi pola makan, maupun beberapa rekomendasi lain yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan pola hidup sehat lainnya.

1. Makan dalam porsi kecil namun sering

Makanan dalam porsi kecil akan meringankan beban pencernaan dan membantu menyediakan energi yang lebih stabil sepanjang hari. Lonjakan dan penurunan gula darah yang signifikan dan tiba-tiba dapat dihindari dengan mengonsumsi 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan (snack).

Eits tentu kamu harus memilih snack yang tinggi protein dan serat seperti SOYJOY,! SOYJOY merupakan snack yang terbuat dari kedelai utuh dan memiliki indeks glikemik rendah yang bisa bantu jaga gula darah kamu tetap stabil atau meningkat secara signifikan. Sehingga fenomena food coma pun bias kamu hindari7.

2. Konsumsi makanan gizi seimbang

Daripada mengonsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat, pilihlah menu makanan gizi seimbang, yaitu terdiri dari karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan serat. Makanan dengan gizi seimbang dapat menyediakan energi lebih lama loh!

3. Terapkan mindful eating

Mindful eating dapat membantu mengurangi stress dan menciptakan suasana yang lebih tenang saat makan. Suasana ini dapat membantu memperlancar pencernaan yang pada akhirnya membantu kita untuk mengenali sinyal kenyang dari tubuh supaya kita tidak makan berlebihan.

4. Berjalan kaki singkat

Aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki singkat, dapat membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi durasi food coma setelah makan8.

5. Stay hydrated!

Konsumsi air yang cukup akan membantu pencernaan untuk memecah dan menyerap makanan lebih efektif serta efisien. Hal ini dapat mengurangi beban kerja pada sistem pencernaan dan mencegah kelelahan setelah makan. Hidrasi yang tepat juga membantu menjaga kestabilan kadar gula darah, sehingga mengurangi risiko kehabisan energi9.

Referensi:

  1. Slama, H., Deliens, G., Schmitz, R., Peigneux, P., & Leproult, R. (2015). Afternoon nap and bright light exposure improve cognitive flexibility post lunch. PloS one, 10(5), e0125359. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0125359
  2. Miller LJ, Desai AJ. Metabolic actions of the type 1 cholecystokinin receptor: Its potential as a therapeutic target. Trends Endocrinol Metab. 2016;27(9):609-619. doi:10.1016/j.tem.2016.04.002
  3. Murphy, K. R., Deshpande, S. A., Yurgel, M. E., Quinn, J. P., Weissbach, J. L., Keene, A. C., … & Ja, W. W. (2016). Postprandial sleep mechanics in Drosophila. Elife, 5, e19334.
  4. Martins, A. J., Martini, L. A., & Moreno, C. R. (2019). Prudent diet is associated with low sleepiness among short-haul truck drivers. Nutrition, 63, 61-68.
  5. Ishizeki, A., Kishino, T., Ogura, S., Kuga, H., Masai, Y., Harashima, K., … & Watanabe, T. (2019). Influence of breakfast on hemodynamics after lunch–a sonographic evaluation of mesenteric and cervical blood flows. Clinical Physiology and Functional Imaging, 39(3), 226-229.
  6. Ma, M., & Mu, T. (2016). Anti-diabetic effects of soluble and insoluble dietary fibre from deoiled cumin in low-dose streptozotocin and high glucose-fat diet-induced type 2 diabetic rats. Journal of Functional Foods, 25, 186-196.
  7. Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., Pratiwi, D., & Kurniawan, M. Y. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan, 15(3), 125-132.
  8. Askaripoor, T., Motamedzade, M., Golmohammadi, R., Farhadian, M., Babamiri, M., & Samavati, M. (2019). Effects of light intervention on alertness and mental performance during the post-lunch dip: a multi-measure study. Industrial health, 57(4), 511–524. https://doi.org/10.2486/indhealth.2018-0030
  9. Johnson EC, Bardis CN, Jansen LT, Adams JD, Kirkland TW, Kavouras SA. Reduced water intake deteriorates glucose regulation in patients with type 2 diabetes. Nutr Res. 2017;43:25-32. doi:10.1016/j.nutres.2017.05.004
bandarqq http://origin-widgets-assets.stats.com/index.html http://www.kauri.jp.cdn.cloudflare.net/ http://planet.opennews.org/ https://farisfanani.id/wp-includes/bandarqq/ https://farisfanani.id/wp-includes/dominoqq/ https://ojs.stie-tdn.ac.id/pages/depo-25-bonus-25/ https://www.soyjoy.id/uploads/bandarqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/dominoqq/ https://www.soyjoy.id/uploads/pkv-games/ http://files.follettcommunity.com/index.html