Diet rendah karbohidrat belakangan banyak menjadi perbincangan karena dipercaya dapat menjaga bahkan menurunkan berat badan. Diet ini berfokus pada pengurangan karbohidrat dalam pola makan seseorang.

Sementara diet rendah karbohidrat ini memang  dapat membantu menurunkan berat badan, namun hal itu dapat menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh jika dilakukan secara berlebihan.

Karbohidrat adalah pati, gula dan serat yang ditemukan paling banyak di serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayuran, serta produk dari susu. Karbohidrat masuk dalam golongan makronutrients, yang berarti salah satu dari tiga jenis zat gizi utama – selain protein dan lemak – tubuh memperoleh energi, atau kalori, kata Paige Smathers, seorang ahli diet terdaftar berbasis Utah. The American Diabetes Association mencatat bahwa karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh.

Sementara diet lainnya dapat memantau kalori atau gram dari lemak, diet rendah karbohidrat melacak karbohidrat bersih yang ditemukan dalam makanan. Sebagai informasi, tujuan pembatasan karbohidrat adalah untuk membakar cadangan lemak tubuh.

“Istilah ‘diet rendah karbohidrat’ pada dasarnya diterapkan untuk diet yang membatasi karbohidrat kurang dari 20 persen dari total asupan kalori, tetapi juga dapat merujuk ke diet yang hanya membatasi atau memantang karbohidrat kurang dari proporsi yang direkomendasikan (umumnya kurang dari 45 persen total energi yang berasal dari karbohidrat), “kata Dr Jennifer Fitzgibbon, ahli diet onkologi terdaftar di Stony Brook Hospital Cancer Center di New York.

Sejarah Diet Rendah Karbohidrat

Tren diet rendah karbohidrat dimulai pada 1972 dengan buku “Dr. Atkins ‘New Diet Revolution” oleh ahli jantung Robert Atkins, menurut Mayo Clinic.  Diet itu selanjutnya dijuluki Atkins ‘Diet dan merengkuh popularitas luar biasa di dunia. Buku, yang telah diperbarui dan direvisi beberapa kali, menjadi buku diet terlaris sepanjang masa, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh British Medical Journal. Diet ini juga telah dibahas dalam banyak buku lainnya.

Inkarnasi terbaru dari diet rendah karbohidrat termasuk Zone Diet, Paleo Diet dan Eco-Atkins, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama.

Manfaat dari Diet Rendah Karbohidrat

Diet rendah karbohidrat, menurut Fitzgibbon, digunakan untuk mengobati atau mencegah beberapa penyakit dan kondisi kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, hiperinsulinemia dan obesitas. Banyak penelitian telah dilakukan tentang manfaat dari jenis diet ini, dan banyak yang menunjukkan hasil positif.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa subyek yang mengonsumsi diet rendah karbohidrat kehilangan berat badan lebih banyak dari subyek pada diet konvensional selama enam bulan pertama.

Studi lain oleh University of Pennsylvania Medical Center menemukan bahwa subyek penelitian dengan prevalensi tinggi diabetes atau sindroma metabolik kehilangan berat badan selama enam bulan menjalani diet pembatasan karbohidrat ketimbang pembatasan pada kalori dan diet membatasi lemak.

Pengujian pada subyek penelitian juga terjadi peningkatan sensitivitas insulin dan menurunnya trigliserida, bahkan setelah temuan itu disesuaikan dengan berat badan yang hilang.

Masalah dengan Diet Rendah Karbohidrat

Meskipun diet rendah karbohidrat berhasil untuk banyak orang, namun diet ini memiliki kelemahan. ‘Kelemahan terbesar’ dari diet ini adalah hal itu sering mengurangi karbohidrat sehat sebagaimana karbohidrat yang tidak sehat dan menggantikannya dengan daging tinggi lemak, keju, ikan dan unggas.

“Ada kesepakatan luas dan dukungan ilmiah yang baik bahwa karbohidrat yang diproses  (tepung putih yang digunakan untuk membuat kue, roti, permen, dan sebagainya) merupakan jenis karbohidrat  yang tidak sehat,” kata Dr. Dana S. Simpler, seorang internis yang praktik di Baltimore, Maryland.  “Pengurangan konsumsi diet karbohidrat yang tidak sehat merupakan ide bagus.”

“Namun, bukti terbaik yang didukung adalah bahwa diet kaya karbohidrat yang tidak diproses sangat sehat,” kata Simpler. “Karbohidrat yang tidak diolah mencakup buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, kentang yang tidak digoreng mengandung mentega atau krim asam, dan roti gandum dan pasta.”

Makan diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan TOFI “thin-outside-fat-inside”, istilah yang dipakai Simpler merujuk pada pengertian ‘tipis di luar, tapi gemuk di dalam’.

Makan lemak dan daging dalam jumlah yang tidak terbatas dan hanya membatasi karbohidrat adalah praktik berbahaya yang banyak dikritisi profesional kesehatan terhadap Diet Atkins.

Penelitian telah menunjukkan pendekatan ini sangat tidak sehat. Misalnya, peneliti dari University of Alabama di Birmingham menemukan bahwa tikus gemuk yang diberi makan tinggi lemak, diet rendah karbohidrat memiliki serangan jantung lebih mematikan daripada tikus obesitas yang diberi diet rendah lemak.

Sejumlah orang mungkin mengurangi asupan karbohidrat dalam jumlah berlebihan. Tubuh membutuhkan karbohidrat yang akan digunakan untuk membuat energi. Tubuh membutuhkan serat yang terdapat pada karbohidrat untuk pencernaan, kesehatan usus besar dan kinerja insulin. Menurut University of Illinois, sistem saraf pusat, otak, ginjal, otot-otot dan jantung juga perlu karbohidrat untuk berfungsi dengan baik.

Mengurangi Karbohidrat Ternyata Menyehatkan

Mengurangi asupan karbohidrat bisa menyehatkan, asalkan karbohidrat yang tepat dikurangi dan pada tingkat yang sehat. Pertama, pelaku diet harus mempertimbangkan apa yang mereka kurangi. Karbohidrat yang diproses, digoreng dan bergula harus pergi, sementara kacang-kacangan, kedelai dan biji-bijian harus tetap menjadi bagian dari diet yang sehat.

Untuk menghindari pengurangan karbohidrat terlalu banyak, Dr. Liz Weinandy, seorang ahli diet di University Wexner Medical Center Ohio State, menyarankan untuk mengurangi karbohidrat sekitar 100 sampai 150 gram per hari atau 35 sampai 40 persen dari total kalori.

“Jumlahnya tentu saja tergantung pada individu, dan tingkat aktivitas mereka, usia dan kemampuan untuk memetabolisme karbohidrat,” kata Wexner.

Misalnya, seorang wanita yang biasanya mengonsumsi sekitar 1.400 kalori per hari hanya akan membutuhkan sekitar 125 gram karbohidrat sehari. Pemotongan karbohidrat lebih banyak dapat menyebabkan rendahnya tingkat energi dan meningkatnya rasa lapar.

Poin penting yang harus diingat tentang konsumsi karbohidrat adalah: Karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.

Sebenarnya, ada cara gampang lho untuk mengurangi keinginan makan karbohidrat berlebih ini. Caranya adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.

Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena kandungan serat dan protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.

Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.

Referensi: Live Science

Link: http://www.livescience.com/52769-low-carb-diet-facts.html