Being married is definitely a life changing moment, but having kids is beyond that. Hal ini dialami oleh Ringgo Agus Rahman (34) dan istrinya, Sabai Morscheck (27), sejak memiliki buah hati, Bjorka Peter Morscheck (5 bulan).

Ringgo membulatkan tekadnya untuk berubah menjadi lebih sehat karena perannya sebagai seorang kepala keluarga.

Dalam video Pesan untuk Bjorka, #DemiBjorka, Ringgo dan Sabai mengaku memiliki anak adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidup.

Pasangan ini hampir setiap hari menguku berat badan Bjorka. “Semakin tambah berat badan Bjorka, semakin senang kita,” kata Ringo yang diamini istrinya.

Cara menimbang Bjorka unik, namun efektif. Sabai menimbang berat badannya sambil mengggendong Bjorka, dalam video diketahui berat badan mereka berdua 67,3 kg. Sabai kemudian menimbang dirinya sendiri, dan jarum timbangan menunjuk angka 59,6 kg. Berapa berat badan Bjorka? Mudah saja. Angka 67,3 – 59,6 diperoleh hasil 7,7 kg.

Pasangan selebritas ini mengaku lahirnya Bjorka mengubah kehidupan mereka berdua. “Sejak Bjorka lahir, kita belum pernah nonton bioskop lagi,” kata Sabai.

“Semenjak ada kamu Bjorka, kehidupan kami berubah jadi lebih baik. Lebih berarti banget. Dua jam yang biasa dihabiskan untuk nonton bioskop, kini digantikan dengan nungguin Bjorka tidur,” ujar Ringgo.

Ringgo menambahkan, sejak hadirnya Bjorka, makan tidak lagi romantis. “Habis dari luar rumah, begitu pulang, gendong Bjorka dulu, sementara mama makan,” ujar Ringgo.

“Sejak ada Bjorka, papa lebih milih di rumah, sekadar cilukba sama Bjorka. Papa lebih baik kehilangan momen yang papa suka ketimbang kehilangan momen pertama kali Bjorka. Sejak ada Bjorka, bikin papa makin sayang sama mama kamu. Papa mau berusaha apa saja yang lebih baik untuk keluarga ini,” papar Ringgo bikin haru.

Saat membahas mengenai berat badan Bjorka, Ringgo yang berprofesi sebagai presenter juga pemain film ini beranggapan berat badannya 70 kg. Sang istri, Sabai, menantangnya untuk menimbang. Dengan percaya diri Ringgo menjawab tantangan itu.

Saat melihat jarum timbangan, tak urung Ringgo kaget. Bukan lagi 70 kg seperti dulu, melainkan melejit ke angka 86,3 kg. “Ini ideal ah, nggak gendut. Kalau gendut itu 100 kg. Baju aku aja ukurannya L,” kilah Ringgo.

Sabai kemudian menghitung BMI Ringgo. BMI adalah perbandingan antara ukuran “berat” terhadap “tinggi” badan. BMI pada umumnya digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori underweight (kekurangan berat badan), overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas (kegemukan).

Rumus menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter (kg/m²).

Dibawah ini ada kalkulator BMI yang kita ambil dari abiliti.com, silahkan dicoba ya:

Hasil perhitungan BMI Ringgo menunjuk angka 28,76. Saat disesuaikan dengan Tabel Klasifikasi BMI menurut versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ringgo ternyata masuk klasifikasi obese 1 alias kegemukan (angka BMI di kisaran 25-29,9).

“Kamu gendut,” kata Sabai. ada di kategori obese 1. “Kegemukan bisa meningkatkan risiko diabetes,” Sabai mengingatkan.

Ringgo mengaku, dari pihak keluarga, yaitu nenek, mengidap diabetes mellitus alias kencing manis.

#DemiBjorka, Ringgo akan menurunkan berat badan secara bertahap. “Target penurunan berat badan 5 kg. Semua akan papa lakukan demi Bjorka. Aku berubah demi Bjorka,” janji Ringgo.

BMI dapat digunakan sebagai patokan awal untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena risiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Misalnya diabetes, stroke, serangan jantung dan beberapa tipe kanker.

Mengingat mempertahankan berat badan yang sehat mampu mengurangi risiko penyakit jantung sekitar 35-55 persen, maka memiliki BMI ideal adalah target yang penting dalam hidup kita.

SOYJOY Mendukung Perubahan Menuju Sehat