Pradiabetes umumnya tidak menunjukkan gejala. Hal inilah yang membuat banyak orang tidak sadar dirinya berada dalam fase pradiabetes. Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) merekomendasikan pemeriksaan gula darah untuk orang dewasa dimulai pada usia 45, atau bisa lebih cepat bagi mereka yang kelebihan berat badan dan memiliki faktor risiko tambahan untuk pradiabetes atau diabetes tipe 2.

Ada beberapa tes darah untuk memeriksa diagnosis pradiabetes, yaitu:

1. Tes glycated hemoglobin (HbA1C)

Tes ini menunjukkan tingkat gula darah rata-rata selama dua hingga tiga bulan terakhir. Tes  dilakukan dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada protein pembawa oksigen dalam sel darah merah (hemoglobin): Semakin tinggi kadar gula darah, maka kadar HbA1C akan semakin meningkat. Tingkat A1C di bawah 5,7 persen dianggap normal. Tingkat A1C antara 5,7 dan 6,4 persen dianggap pradiabetes. Sedangkan kadar A1C 6,5 persen atau lebih tinggi pada dua tes terpisah menunjukkan diabetes tipe 2. Namun kondisi tertentu dapat membuat tes A1C tidak akurat, misalnya perempuan sedang hamil atau memiliki bentuk hemoglobin yang tidak biasa (varian hemoglobin).

2. Tes gula darah puasa

Sampel darah diambil setelah berpuasa setidaknya selama delapan jam atau semalam. Tingkat gula darah puasa di bawah 100 miligram per desiliter (mg/dL) – 5,6 milimol per liter (mmol/L) – dianggap normal. Kadar gula darah puasa dari 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga 7,0 mmol/L) dianggap sebagai pradiabetes (kadang-kadang disebut glukosa puasa terganggu). Tingkat gula darah puasa 126 mg/dL (7,0 mmol/L) atau lebih tinggi menunjukkan diabetes tipe 2.

3. Tes toleransi glukosa oral

Tes ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis diabetes hanya selama kehamilan. Sampel darah diambil setelah ibu hamil berpuasa setidaknya selama delapan jam atau semalam. Kemudian mereka diminta minum larutan gula, dan kadar gula darah akan diukur lagi setelah dua jam. Tingkat gula darah kurang dari 140 mg/dL (7,8 mmol/L) dianggap normal. Kadar gula darah 140 hingga 199 mg/dL (7,8 hingga 11,0 mmol/L) dianggap sebagai pradiabetes. Sedangkan kadar gula darah 200 mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi mengindikasikan diabetes tipe 2.

Bagi penyandang pradiabetes, tes lebih lanjut mungkin diperlukan. Setidaknya setahun sekali, dokter kemungkinan akan memeriksa gula darah puasa, hemoglobin A1C, kolesterol total, HDL, low-density lipoprotein (LDL), dan trigliserida.

Anak-anak dan Tes Pradiabetes

Diabetes tipe 2 belakangan ini kerap ditemui pada anak-anak dan remaja, kemungkinan karena meningkatnya obesitas anak. ADA merekomendasikan pengujian pradiabetes untuk anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas, dan yang memiliki setidaknya dua faktor risiko lain untuk diabetes tipe 2.

Kisaran kadar gula darah yang dianggap normal, pradiabetes dan diabetes pada anak sama dengan orang dewasa. Anak-anak yang memiliki pradiabetes harus dites setiap tahun untuk diabetes tipe 2, atau lebih sering jika anak mengalami perubahan berat badan atau mengalami tanda-tanda atau gejala diabetes, misalnya meningkatnya rasa haus, frekuensi buang air kecil sering, kelelahan atau pandangan kabur.

Referensi:

http://www.diabetes.org/diabetes-basics/diagnosis/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/diagnosis-treatment/drc-20355284

https://www.cdc.gov/features/diabetesprevention/index.html