Remaja yang berotot memiliki risiko yang lebih kecil terkena diabetes. Setidaknya itulah hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dari University of Michigan Medical School, Amerika Serikat.
Para peneliti dari departemen tersebut menganalisis data lebih dari 1.400 anak-anak berusia 10 sampai 12 tahun. Analisis tersebut mencakup persentase lemak tubuh, level glukosa, tekanan darah, level kolesterol, dan trigliserida (sejenis lemak yang dapat menyebabkan penyakit jantung). Hasilnya ditemukan hubungan antara kekuatan otot dengan tingkat kesehatan para remaja. Semakin kuat massa otot, semakin kecil pula risiko seorang remaja terkena penyakit fatal seperti penyakit kardiovaskular maupun diabetes.
Walaupun begitu, remaja tidak boleh sembarangan mendapatkan menu latihan fisik. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat merekomendasikan anak-anak atau remaja umur 6-17 tahun untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 1 jam atau lebih setiap harinya dengan intensitas sedang sampai berat. Dalam 60 menit atau lebih tersebut, setidaknya ada 3 aktivitas fisik yang mencakup hal berikut:
1. Aerobik atau kardio
Aktivitas atau latihan yang terkait dengan kardio tidak hanya menjaga tubuh agar selalu fit. Bagi anak-anak atau remaja, aktivitas jenis ini dapat mengasah kemampuan otak. Menurut studi University of Minnesota, anak-anak yang terbiasa melakukan aktivitas kardio cenderung memiliki kemampuan mengingat dan berpikir yang lebih cemerlang di saat mereka dewasa.
Contoh: lari, renang, bersepeda.
2. Penguatan otot
Latihan menguatkan otot untuk usia muda cukup sederhana. Cukup dengan membuat otot bekerja lebih banyak daripada biasanya. Aktivitas atau latihan semacam ini biasanya tak perlu direncanakan. Anak-anak belum terlalu perlu diberi latihan terencana seperti angkat beban pada orang dewasa. Beberapa permainan anak memang menuntut kekuatan otot, seperti alat-alat di taman bermain contohnya.
Contoh: memanjat pohon, tarik tambang.
3. Penguatan tulang
Tulang layakanya pilar untuk sebuah bangunan. Tulang adalah fondasi alami manusia. Pembentukan tulang sejak dini merupakan investasi untuk nanti ketika anak beranjak dewasa. Anak-anak berusia 10-12 tahun sedang berada dalam masa pertumbuhan. Aktivitas yang menguatkan tulang cukup vital untuk tumbuh kembang anak. Latihan jenis ini biasanya menggabungkan latihan kardio dan juga penguatan otot.
Contoh: basket, lari, lompat tali, tenis.
Mengingat anak-anak memiliki kecenderungan lebih untuk jajan, ada baiknya juga untuk menjaga pola makan di samping mengajak mereka melakukan latihan fisik. Soalnya tidak semua makanan yang ada di pasaran tergolong sehat. Jangan sampai anak-anak mengonsumsi makanan yang hanya terlihat menarik saja, namun juga memiliki manfaat positif terhadap tumbuh kembang mereka.
Gaya hidup merupakan sebuah proses. Dengan terbiasa menerapkan pola hidup sehat dari usia muda, kita akan lebih terhindar dari penyakit di masa tua. Yuk, bergerak lebih banyak!
Sumber: Indiatimes.com, CDC.gov