Bulan puasa merupakan salah satu bulan yang dinanti bagi umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali bagi penderita Diabetes Melitus (Diabetesi). Namun, berpuasa adalah kondisi yang cukup menantang bagi Diabetesi karena memiliki berbagai risiko, mulai dari risiko hipoglikemi (gula darah terlalu rendah), hingga komplikasi akibat hiperglikemi (gula darah terlalu tinggi). Perlu adanya serangkaian persiapan yang harus dipahami dan dilakukan oleh Diabetesi dan orang di sekitarnya supaya Diabetesi tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman, lancar, dan tentunya aman.
Kira-kira apa saja persiapan yang harus dipahami dan dilakukan? Yuk simak penjelasan berikut ini supaya bisa jadi #Soylution agar Diabetesi lancar dan aman berpuasa!
Langkah pertama: lakukan pemeriksaan sebelum bulan puasa
Diabetesi disarankan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter kurang lebih 2 bulan sebelum bulan puasa tiba. Hasil pemeriksaan tersebut akan mengkategorikan Diabetesi ini termasuk dalam kelompok risiko rendah (dapat berpuasa), risiko sedang (disarankan untuk tidak berpuasa), atau risiko tinggi (sebaiknya tidak boleh berpuasa).
Kemudian Diabetesi yang pada akhirnya boleh berpuasa, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis dan waktu konsumsi obat. Hal ini tentu akan membantu Diabetesi untuk lebih aware tentang kondisi aktualnya dan harapannya bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman1.
Langkah kedua: buatlah rencana makan
Pada saat berpuasa, sebaiknya Diabetesi membagi makan utama dalam 2 waktu yaitu saat berbuka dan sahur, serta menambahkan 1 hingga 2 kali makan kecil diantaranya. Komposisi dalam sekali makan juga harus seimbang, yaitu terdiri dari karbohidrat (40-50%), protein (20-30%), dan lemak (30-35%). Berikut adalah beberapa jenis makanan yang direkomendasikan untuk dikonsumsi selama bulan Ramadan1.
Sumber: PB PERKENI (2022)
Tips:
- Pilihlah sumber karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks (ubi, jagung, roti gandum, dll) memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna, sehingga dapat mempertahankan gula darah lebih lama, sehingga seseorang tidak akan terlalu cepat lapar2.
- Jangan lupakan makanan tinggi serat dan protein
Buah dan sayur terutama yang tinggi air sangatlah penting untuk dikonsumsi karena dapat membantu meningkatkan rasa kenyang dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Selain itu makanan tinggi protein dapat membantu seseorang merasa kenyang, serta memiliki dampak sedikit terhadap kenaikan gula darah karena memili indeks glikemik yang rendah3,4.
Kamu bisa mendapatkan kebaikan makanan yang tinggi serat dan protein serta memiliki indeks glikemik yang rendah dengan mengonsumsi SOYJOY saat sahur. Snack bar yang terbuat dari kedelai utuh ini bisa bantu kenyang lebih lama dan bantu jaga gula darah tetap stabil loh5!
- Hindari minuman berkafein dan makanan tinggi garam
Minuman berkafein memiliki efek diuretik sehingga akan meningkatkan volume urin yang keluar dan hal ini dapat meningkatkan risiko dehidrasi saat berpuasa, begitu pula dengan makanan yang tinggi garam akan cenderung meningkatkan rasa haus6.
Langkah ketiga: perhatikan tanda-tanda bahaya
Bagi Diabetesi dengan risiko tinggi namun tetap memilih untuk berpuasa, waktu yang direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah yaitu sebelum sahur, di pagi hari, tepat siang hari, tengah hari, sebelum berbuka puasa, dua jam setelah berbuka puasa dan kapanpun bila terdapat gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
Sumber: IDF-DAR Diabetes and Ramadan Practical Guidelines (2021)
Penyandang DM harus diedukasi untuk membatalkan puasa apabila dalam pemeriksaan mandiri didapatkan kadar glukosa darah <70 mg/dL, >300 mg/dL, atau terdapat gejala-gejala hipoglikemia (tangan gemetar, berkeringat dingin, dada berdebar, lapar, kebingungan, nyeri kepala, dan perubahan kesadaran), hiperglikemia (rasa haus yang hebat, lapar, sering kencing, lemah, mual/muntah, dan nyeri perut), dehidrasi, serta penyakit akut lainnya7.
Jadi dengan mengikuti rekomendasi di atas, harapannya Diabetesi dapat mempersiapkan kondisi sebelum menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan aman. Sudah siap menyambut bulan puasa yang akan datang?
Referensi:
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2022). Pedoman Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Individu Dewasa di Bulan Ramadan.
- Akbar A, Shreenath AP. High Fiber Diet. [Updated 2021 May 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559033/
- Morell, P., & Fiszman, S. (2017). Revisiting the role of protein-induced satiation and satiety. Food Hydrocolloids, 68, 199-210.
- Xiao, K., Furutani, A., Sasaki, H., Takahashi, M., & Shibata, S. (2022). Effect of a High Protein Diet at Breakfast on Postprandial Glucose Level at Dinner Time in Healthy Adults. Nutrients, 15(1), 85. https://doi.org/10.3390/nu15010085
- Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., & Kurniawan, M. Y. (2022). Soy flour snack bars lower glycaemic response in type 2 diabetes mellitus: A randomized cross-over design. Malaysian Journal of Nutrition, 28(2), 163-175.
- Bankir, L., Perucca, J., Norsk, P., Bouby, N., & Damgaard, M. (2017). Relationship between sodium intake and water intake: the false and the true. Annals of Nutrition and Metabolism, 70(Suppl. 1), 51-61.
- Hassanein, M., Afandi, B., Ahmedani, M. Y., Alamoudi, R. M., Alawadi, F., Bajaj, H. S., … & Zainudin, S. B. (2022). Diabetes and Ramadan: practical guidelines 2021. Diabetes research and clinical practice, 185, 109185.
Author : Dian Rahma – Scientific & Regulatory Affairs
Editor : Deny Nurkhaedi Ramadhani – Graphic Design Marketing SOYJOY