Tak jarang orang menghentikan aktivitas olahraga saat puasa karena takut batal. Ada juga yang melakukan aktivitas fisik namun sekadarnya saja alias tidak optimal.
Justru selama puasa dianjurkan berolahraga agar kebugaran tetap terjaga. Kebugaran tubuh yang baik akan melancarkan ibadah puasa sebulan penuh. Orang yang berolahraga selama puasa justru memiliki metabolisme yang lebih baik dibanding mereka yang tidak puasa.
Strateginya adalah jangan memaksakan diri berlatih keras, lakukan secara minimum dengan hasil optimum. Dengan demikian metabolisme tubuh tetap terjaga.
Puasa Ramadan selain merupakan ibadah wajib bagi umat Islam, juga memiliki manfaat positif dalam menurunkan berat badan. Sejumlah penelitian menunjukkan terjadi penurunan berat badan pada individu normal sebesar 1-4 kg setelah puasa penuh selama Ramadan.
Olahraga yang dilakukan saat puasa bermanfaat meningkatkan kekuatan otak karena tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam darah meningkat. Hal ini akan berdampak positif bagi otak.
Selain itu, olahraga yang teratur dan terukur saat puasa dapat mencegah penuaan, meningkatkan perasaan bahagia secara alami.
Namun, ada sejumlah hal yang perlu diingat dalam melakukan olahraga saat berpuasa
1.Pilih waktu yang tepat
Banyak yang cemas olahraga bisa membatalkan puasa jika waktunya tidak tepat. Sebenarnya tidak ada halangan untuk olahraga pagi atau siang hari ketika berpuasa. Namun jika harus berolahraga dengan intensitas cukup keras sebaiknya tidak dilakukan pada pagi atau siang hari karena dibutuhkan sumber energi yang besar yang dapat menyebabkan kelelahan, oleh karena itu jika ingin melakukan olah raga dengan intensitas yang keras sebaiknya dilakukan pada malam hari, setelah berbuka puasa.
Untuk olahraga yang mengeluarkan banyak keringat juga sebaiknya dilakukan malam hari. Pengeluaran keringat dalam jumlah banyak akan memicu rasa haus.
Namun jika hanya bisa melakukan olahraga di pagi hari, lakukan sekitar pukul 05.00-06.00 atau kira-kira dua jam setelah sahur. Sebaiknya pilih olahraga ringan yang tidak memicu rasa haus.
Waktu yang paling cocok melakukan olahraga saat puasa adalah sore hari menjelang berbuka karena suhu badan akan turun dan kehilangan cairan dapat segera diganti.
Ada yang memilih melakukan olahraga setelah berbuka. Hal ini kurang disarankan karena akan mengganggu salat tarawih. Olahraga dilakukan setelah salat tarawih juga tak disarankan karena akan mengganggu waktu tidur. Idealnya, olahraga dilakukan 3 jam sebelum waktu tidur agar bisa bangun saat makan sahur.
2. Perhatikan sumber energi
Kegiatan olahraga membutuhkan sejumlah energi yang diperoleh dari bahan makanan. Sumber energi yang penting dari bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, lemak dan protein yang merupakan energi kimiawi yang berasal dari matahari.
Ada anggapan agar kuat berolahraga, maka makanlah sahur sekenyang mungkin. Padahal cara ini malah bisa jadi bumerang bagi kebugaran tubuh. Setelah makan, kadar gula darah akan melonjak serta memancing pengeluaran insulin.
Hormon insulin berfungsi membawa gula dari darah menuju jaringan tubuh yang akan selanjutnya akan disimpan sebagai sumber tenaga cadangan dalam bentuk lemak dan glikogen. Ini hanya bersifat sementara, sebab cadangan itu bakal dilepas pada siang hari.
Satu hal yang perlu diingat adalah, bila makan sahur terlalu banyak, terutama jika karbohidratnya berupa nasi, roti, kentang, mi atau kue-kue dalam jumlah banyak maka insulin yang dikeluarkan akan melimpah. Kelebihan kalori akan diubah menjadi lemak.
Karena lemak sukar dibakar, akibatnya di siang hari gula akan cepat anjlok. Dengan kata lain, darah akan kekurangan gula. Efeknya bakal muncul rasa lemas, lesu dan sakit kepala, atau perut terasa perih.
Oleh karenanya tidak disarankan makan sahur berlebihan, setidaknya tidak melebihi porsi makan siang hari ketika tidak berpuasa. Porsi idealnya adalah sepertiga kalori total per hari.
Usahakan saat sahur mengonsumsi karbohidrat komplek, misalnya nasi dan protein karena akan mengenyangkan lebih lama. Untuk berbuka, pilihlah makanan manis dan mudah dicerna, dalam porsi secukupnya.
3. Pilih olahraga yang pas
Berpuasa yang dirangkai dengan salat tarawih selama sebulan penuh, tidak saja bermanfaat sebagai terapi kesehatan, tetapi juga dapat memberikan kebugaran. Dengan salat tarawih sebanyak11-23 rakaat, tubuh diajak berolahraga secara rutin selama kurang lebih 1-2 jam setiap hari.
Stretching atau peregangan merupakan salah satu latihan yang dapat dilakukan saat berpuasa. Tidak hanya berguna untuk melancarkan peredaran darah, tetapi aktivitas ini juga bermanfaat untuk meredakan emosi dan menenangkan pikiran.
Satu hal yang harus diingat adalah, cobalah mengurangi intensitas atau durasi latihan saat berpuasa. Olahraga berat akan menguras tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan), apalagi jika tinggal di daeraj beriklim panas. Olahraga ideal yang bisa dilakukan saat berpuasa adalah jenis yang ringan seperti jalan, senam dan jogging selama 20-30 menit.
Nah, selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan tubuh yang tetap bugar.