Pre-diabetes merupakan suatu kondisi dimana mulai terjadi peningkatan kadar gula darah di atas normal, namun belum termasuk kategori Diabetes1. Banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya Pre-Diabetes, misalnya faktor genetik dan gaya hidup. Namun, faktor paling dominan yang diyakini menjadi penyebab tingginya kejadian ini adalah faktor gaya hidup2.
Ternyata, sebanyak 70% orang dengan Pre-Diabetes akan mengalami Diabetes dalam kurun waktu 10 tahun, sehingga hal ini harus segera ditangani dengan baik. Perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik, dapat menurunkan resiko Diabetes hingga 58% loh3. Yuk simak penjelasan berikut untuk informasi lebih detailnya!
1. Pengaturan makan
Orang dengan Pre-Diabetes harus lebih memperhatikan makanannya. Semisal dia memiliki berat badan berlebih, berarti dia harus mengurangi konsumsi kalori hariannya sebesar 500-1.000 kkal dan mengutamakan untuk mengurangi konsumsi lemak4.
Selain dari jumlahnya, pemilihan makanan rendah indeks glikemik ternyata dapat menurunkan resiko Diabetes hingga 18-40%5. Kamu bisa mendapatkan makanan dengan indeks glikemik tersebut dengan mengonsumsi SOYJOY. Snack Bar yang terbuat dari kedelai utuh dan memiliki indeks glikemik rendah. Sudah makan SOYJOY hari ini?
2. Berolahraga rutin dan meningkatkan aktivitas fisik
Perkembangan jaman memberikan banyak kemudahan untuk kita, sehingga tren sedentary lifestyle atau sedikit aktivitas fisik pun meningkat. Orang dengan Pre-Diabetes sangat disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga untuk meningkatkan sensivitas insulin. Penelitian membuktikan,
mengganti 30 menit dari sedentary lifestyle dengan aktivitas fisik sedang hingga berat, dapat meningkatkan sensitivitas insulin sebanyak 15% loh6!
Durasi yang direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik sedang adalah minimal 150 menit per minggu4. Tipsnya, kamu bisa lakukan ini secara bertahap sesuai dengan kemampuan, misalnya 30 menit/hari, atau dibagi menjadi 2x dalam sehari dengan masing-masing 15 menit, atau dibagi menjadi 3x dalam sehari dengan masing-masing 10 menit.
3. Menurunkan berat badan
Kondisi obesitas atau kelebihan berat badan akan memicu peningkatan tanda-tanda peradangan dalam tubuh yang lambat laun dapat meningkatkan resistensi insulin di dalam sel7. Mencapai dan mempertahankan penurunan berat badan minimal 7% atau mempertahankan berat badan yang sehat (ideal) dapat mengurangi faktor risiko kardiovaskular dan mencegah atau menunda perkembangan Pre-Diabetes menjadi Diabetes8. Namun perlu diingat, penurunan berat badan yang aman dan sehat adalah sebesar 0,5 – 1 kg per minggu4.
Penelitian membuktikan bahwa menurunkan 5% berat badan, dapat meningkatkan sensitivitas insulin hingga 30%9. Dalam studi lain, setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan resiko terjadinya Diabetes hingga 16%10. Langkah ketiga ini dapat diterapkan dengan mudah apabila sudah menerapkan langkah pertama dan kedua dengan baik.
4. Konsultasi dengan dokter apakah memerlukan obat
Selain dari modifikasi gaya hidup, beberapa orang dengan Pre-Diabetes juga memerlukan terapi tambahan berupa obat penurun gula darah (anti diabetes) ataupun obat anti obesitas agar penyakitnya tidak berkembang menjadi Diabetes11. Namun keputusan pemberian obat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter yaa!
5. Pemeriksaan ulang secara rutin
Penderita Pre-Diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan gula darah rutin minimal satu tahun sekali agar dapat memantau apakah kondisinya sudah berkembang menjadi Diabetes Melitus atau belum4. Harapannya dapat
diberikan penanganan yang tepat sehingga menghindari resiko terjadinya komplikasi akibat gula darah yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, baik perubahan gaya hidup maupun terapi obat penurun gula darah, keduanya sama-sama efektif untuk mencegah Diabetes, namun memang intervensi gaya hidup memiliki efek yang lebih besar dan berkelanjutan12. Eitsss tenang aja, ada SOYJOY yang bisa bantu kamu untuk memiliki gaya hidup yang sehat karena kebaikan kedelainya bisa #BantuJagaBeratBadan dan #BantuJagaGulaDarah kamu! Jangan lupa? Makan SOYJOY!
Referensi:
- Centers for Disease Control and Prevention. (2011). National diabetes fact sheet: national estimates and general information on diabetes and prediabetes in the United States, 2011. Atlanta, GA: US department of health and human services, centers for disease control and prevention, 201(1), 2568-2569.
- Arigbede, O., Adeoye, I., Jarrett, O., & Yusuf, O. (2017). Prediabetes among Nigerian adolescents: A School-based study of the prevalence, risk factors and pattern of fasting blood glucose in Ibadan, Nigeria. International Journal of Diabetes in Developing Countries, 37(4), 437–445. https://doi.org/10.1007/s13410-016-0505-6.
- Schellenberg, E. S., Dryden, D. M., Vandermeer, B., Ha, C., & Korownyk, C. (2013). Lifestyle interventions for patients with and at risk for type 2 diabetes: a systematic review and meta-analysis. Annals of internal medicine, 159(8), 543- 551.
- ElSayed, N. A., Aleppo, G., Aroda, V. R., Bannuru, R. R., Brown, F. M., Bruemmer, D., … & Gabbay, R. A. (2023). 3. Prevention or delay of type 2 diabetes and associated comorbidities: standards of care in diabetes—2023. Diabetes Care, 46(Suppl 1), S41.
- Cho, S. S., Qi, L., Fahey Jr, G. C., & Klurfeld, D. M. (2013). Consumption of cereal fiber, mixtures of whole grains and bran, and whole grains and risk reduction in type 2 diabetes, obesity, and cardiovascular disease. The American journal of clinical nutrition, 98(2), 594-619.
- Yates,T.,Henson,J.,Edwardson,C.,Dunstan,D.,Bodicoat,D.H.,Khunti,K., & Davies, M. J. (2015). Objectively measured sedentary time and associations with insulin sensitivity: Importance of reallocating sedentary time to physical activity. Preventive medicine, 76, 79-83.
- Purkayastha, S., Zhang, G., & Cai, D. (2011). Uncoupling the mechanisms of obesity and hypertension by targeting hypothalamic IKK-β and NF-κB. Nature medicine, 17(7), 883-887.
- Saeedi, P., Petersohn, I., Salpea, P., Malanda, B., Karuranga, S., Unwin, N., Colagiuri, S., Guariguata, L., Motala, A. A., Ogurtsova, K., Shaw, J. E., Bright, D., & Williams, R. (2019). Global and Regional Diabetes Prevalence Estimates For 2019 and Projections For 2030 and 2045: Results From The International Diabetes Federation Diabetes Atlas, 9th Edition. Diabetes Research and Clinical Practice, 157, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2019.107843
- Kitabchi, A. E., Temprosa, M., Knowler, W. C., Kahn, S. E., Fowler, S. E., Haffner, S. M., … & Shamoon, H. (2005). Diabetes Prevention Program Research Group Role of insulin secretion and sensitivity in the evolution of type 2 diabetes in the diabetes prevention program: effects of lifestyle intervention and metformin. Diabetes, 54(8), 2404-2414.
10. Hamman, R. F., Wing, R. R., Edelstein, S. L., Lachin, J. M., Bray, G. A., Delahanty, L., … & Diabetes Prevention Program Research Group. (2006). Effect of weight loss with lifestyle intervention on risk of diabetes. Diabetes care, 29(9), 2102-2107.
11.Khan, R., Chua, Z., Tan, J., Yang, Y., Liao, Z., & Zhao, Y. (2019). From Pre- Diabetes to Diabetes: Diagnosis, Treatments and Translational Research. Medicina, 55(9), 546. https://doi.org/10.3390/medicina55090546
12.Beulens, J. W. J., Rutters, F., Ryden, L., Schnell, O., Mellbin, L., Hart, H. E., & Vos, R. C. (2019). Risk and management of pre- diabetes. European journal of preventive cardiology, 26(2_suppl), 47-54.